Bentuk Cungkup
Bentuk arsitektur Cungkup Panembahan Sumolo dipengaruhi oleh budaya Eropa. Sehingga seluruh bangunannya dipengaruhi gaya arsitektur klasik, kolom-kolom ionic masih dipakai di beberapa tempat termasuk juga pada kubah cungkup makamnya.
Bentuk kubah tersebut tidak jauh berbeda dengan kubah masjid pada umumnya, sangat megah dan tinggi menjulang. Cungkup yang terdapat pada makam Panembahan Sumolo memliki dua lantai. Lantai pertama merupakan tempat pemakaman keluarga Panembahan Sumolo, sementara lantai kedua hanya berupa ruangan yang cukup luas. Untuk menuju ruang atas harus menggunakan tangga.
Pada bagian atas atap terdapat kubah besar dengan hiasan kubah kecil, terdapat pula “Kembul” dalam Bahasa Madura dan bulan sabit. Bentuk kubah tersebut tidak jauh berbeda dengan istana yang ditempatinya oleh Panembahan Sumolo dan para keturunannya yakni berupa bangunan Loteng yang merupakan bagian dari rumah bertingkat, lantai atas atau langit-langit dari rumah berlantai dua.
Cungkup Panembahan Sumolo ditopang oleh penguat pilar yang besar dan kokoh. Pilar yang berada pada cungkup berjumlah 21 pilar dengan dilengkapi ukiran ordo lonia dengan warna kuning dan hijau. Warna ini memang menjadi karakter yang terdapat pada keraton Sumenep.
Kubah yang megah tersebut memiliki empat jendela mengelilingi lantai dua dengan disertai pagar yang berada setiap ujung kubah. Sebagai penopang dari kubah tersebut terdapat pilar yang kesemuanya berjumlah 14 buah. Dengan keberadaan kubah bertingkat disini memberikan arti bahwa kewibawaan seorang raja saat memegang tampuk pemerintahan Sumenep tempo dulu. Bahkan dari saking istimewanya, lantai cungkup ini terbuat dari batu marmer atau giok.
Bentuk dan Jumlah Makam
Didalam cungkup juga terdapat prasasti yang bertuliskan Arab yang tercatat tentang meninggalnya Panembahan Notokusuma I (Panembahan Sumulo). Dalam prasasti tersebut juga terpahat ukiran yang terbuat dari Marmer atau batu giok. Atap yang yang berada didalam cungkup terbuat dari kayu dengan di cat warna coklat menaungi semua makam yang berada didalamnya.
Makam yang terdapat dalam cungkup disini sangat mewah dan megah. Tentunya pada makam yang berjejer di bagian paling depan. Bentuk dari makam ini tidak bertingkat seperti halnya makam yang terdapat pada area bagian barat, makam atau asta pada cungkup ini terbuat dari marmer atau batu giok. Dalam penempatan makam disini menggunakan adat Madura yang memberikan sumber bahwa ajaran atau tuntunan dan etika dalam berprilaku.
Makam yang berada didalam cungkup yakni terdiri dari delapan makam yang diurut dari paling tua, yakni Panembahan Somulo, Sultan Abdurrahman, Panembahan Muhammad Saleh, Pangeran Pakunataningrat II Mangku Adiningrat, Raden Ayu Penembahan Muhammad Saleh, Kanjeng Ratu Prawiro Diningrat, Raden Ajeng Hafsah binti Panembahan Sumolo dan Raden Ayu Panembahan Sumolo.
Sementara makam yang berada di luar cungkup tepatnya di bawah teras, yakni Raden Ario Pratamingkusumo, Raden Ario Prabuwinoto, Raden Ayu Prabuwinuto yang bertempat disebelah kanan cungkup, pada kiri cungkup terdapat makam Raden Ayu Pakunataningrat, Raden Ayu Armuji Kusumo. Bahkan ada juga salah satu keluarga Sultan Abdurrahman yang berada diluar cungkup yakni Pangeran Suringrat, dan ini yang menjadi deretan palig terakhir yang berada di dalam area timur Asta Tinggi.
Jangan lupa tonton juga video ini:
Mamira.ID