Terungkapnya Teka-teki Asta Kesambi di Desa Kebonagung Sumenep

Mamira.ID – Kebonagung Sumenep merupakan sebuah perkampungan yang asri dan permai. Kebonagung memang sudah identik dengan Asta Tinggi, sebuah kompleks pemakaman para raja Sumenep serta keturunan dan sanak keluarganya. Rupanya, kampung berbukit tersebut tak hanya berisi tentang makam para raja. Namun, masih banyak yang tidak tahu bahwa di desa ini menyimpan banyak sekali deretan sejarah lain yang penting dan menarik untuk diurai.

Salah satu sejarah yang penting dan menarik yang akan diurai oleh Mamira.ID dalam tulisan kali ini adalah keberadaan Asta Kesambi. Peziarah asta ini pun memang tak seramai Asta Tinggi. Pohon kesambi besar dan tinggi menjulang tumbuh tepat di sebuah cungkup makam kuna dan penuh misteri. Sebab, baru beberapa tahun ini teka-teki makam siapa di dalam cungkup tersebut terjawab. Dulu, orang menyebutnya Asta Kesambi. Namun, saat ini pusara kuna telah terjawab dengan pahatan yang begitu indah di balik nisan yang terbungkus kain berwarna hijau tua itu.

‘Umi Pangeran Letnan’, begitulah sebuah pusara kuna yang letaknya tidak begitu jauh dari kompleks Asta Tinggi Sumenep. Nama yang  baru muncul dan terasa asing di telinga seluruh keluarga keraton Sumenep. Pasalnya, tidak ada yang mengaku, mengetahui, maupun mengenal keberadaan makam ibu dari seorang pangeran yang namanya harum di negeri Aceh kala itu.

Baca Juga:  Kisah Munculnya Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan

“Area pemakaman ini memang sudah ada mulai dulu. Cuma, orang mengenalnya Asta Kesambi. Dulu, di area ini sangat jarang orang mau ziarah. Sebab dipenuhi semak belukar. Baru sekitar tahun 2016 yang diketahui jika itu merupakan asta Umi Pangeran Letnan. Makanya, sekitar tahun 2018, oleh para pemerhati sejarah seperti Komunitas Ngoser, dan Sumenep Tempo Dulu, serta keluarga besar Pangeran Letnan, dilakukan bakti sosial guna membersihkan area pemakaman serta mencari teka teki pusara penuh misteri itu,” ujar RB. Jakfar Shadiq, salah satu pemerhati sejarah Sumenep.

Ket.Foto: Asta Ummi Pangeran Hamzah tampak dari atas. (Mamira.ID)

Sebuah cungkup kuna ala bangunan kolonial tampak berdiri kokoh dengan nuansa akar pohon kesambi mengelingi langit-langit cungkup bersejarah ini. Pohon kesambi dengan diameter yang cukup besar tumbuh menyelimuti bangunan cungkup seakan-akan menaungi pusara suci itu. Pohon rindang dan besar itu telah mengelingi sekaligus menjadi payung sejati para ahli kubur yang ada di area tersebut.

Baca Juga:  Tiga Masjid Kuna Warisan Para Raja Sumenep

Bahkan, terdapat sebuah akar melengkung, seolah menjadi hiasan pintu cungkup makam yang penuh keramat ini. Tiga pusara kuna tampak berjejer rapi dengan tata letak makam ala Sumenep tempo dulu. Pada salah satu batu nisan bertuliskan huruf Arab dengan keterangan bahwa ahli kubur merupakan Umi Pangeran Letnan Kolonel. Sebuah tarikh wafat dengan angka 1231 Hijriah.

“Jika disimpulkan dari keterangan nisan menunjukkan bahwa pusara kuna itu merupakan ibu dari Pangeran Letnan Kolonel Moh. Hamzah. Dengan kata lain, beliau adalah istri dari Sultan Abdurrahman Pakunataningrat, penguasa yang membawa Sumenep mencapai puncak keemasan di masanya,” ujarnya.

Menurut beberapa keterangan keluarga keraton Sumenep, ibunda Pangeran Letnan merupakan istri padmi atau selir dari Sultan Sumenep, sang Nata yang namanya juga harum di negeri Kincir Angin. Secara nasab pernikahan, Sultan dengan perempuan suci itu masih tergolong sepupuan. Umi Pangeran Letnan adalah anak dari Raden Ardikusuma. Sedangkan Raden Ardikusuma adalah saudara seibu dengan Panembahan Natakusuma, ayahanda dari sang Sultan.

Baca Juga:  Pangeran Letnan: Pemimpin Pasukan Perang Sumenep Melawan Belanda di Aceh
Ket.Foto: Tiga pusara kuna tampak berjejer rapi dengan tata letak makam ala Sumenep tempo dulu. Salah satu dari makam tersebut merupakan Ummi Pangeran Hamzah alias Pangeran Letnan. (Mamira.ID)

Dalam Babad Sumenep disebutkan bahwasanya Raden Ardikusuma adalah anak dari Nyai Izzah dengan Kiai Samporna. Setelah Nyai Izzah resmi bercerai dengan Bindara Saot, sang Nata yang berasal dari kalangan Ulama berdarah Batuampar, beliau menikah lagi dengan Kiai Samporna dari Pasongsongan dan dikaruniai beberapa putra, yakni Raden Ardikusuma, Raden Jayakusuma, Raden Surakusuma, dan Kiai Cakrayuda.

“Meski nama Raden Ardikusuma tak begitu masyhur dalam lembaran sejarah Sumenep, sudah pasti dari pernikahan Sultan Sumenep dengan putrinya melahirkan tokoh agung yang hingga saat ini namanya harum bagai bunga kesturi, dan lotengnya masih berdiri kokoh di pelataran Pasar Sore Sumenep,” tutup RB Jakfar Shadiq.

Bagi siapa saja yang ingin berziarah ke Asta Umi Pangeran Letnan, lokasinya berada di Jalan Asta Tinggi No. 99 Kebonagung, Sumenep. Asta tersebut terletak tidak jauh dari kantor KPU Daerah Sumenep, atau jalan berpaving sebelah kiri sebelum kantor KPUD dari arah kota.

Jangan lupa tonton juga video Mamira.ID di youtube:

 

Mamira.ID