Mamira.ID – “Rengginang” menjadi lumrah didengar dalam kehidupan sehari-hari kita dalam beberapa tahun belakangan ini. Kalimat “aku mah apa, hanya remahan rengginang” sering muncul di saat kita berkumpul dengan teman, bahkan di tempat bekerja.
Kalimat tersebut terkesan lucu, di dalamnya tersirat makna candaan untuk orang yang sudah bekerja keras, namun hasilnya tidak dianggap, karena bukan siapa-siapa, ataupun orang yang berpengaruh.
Namun, bukan kalimat lucu tersebut yang akan dibahas oleh Mamira.ID pada tulisan kali ini. Di sini akan mengulas tentang rengginang yang sebenarnya. Rengginang merupakan makanan ringan yang sering dijadikan buah tangan oleh wisatawan lokal, maupun luar daerah saat berkunjung ke wilayah Sumenep, khususnya Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan.
Rengginang lorju’ (Indonesia: Lorjuk), begitulah penggemar snack yang memiliki cita rasa renyah dan gurih ini menyebutnya. Rengginang lorju’ yang sangat terkenal memang hanya dari Prenduan, desa yang bersebelahan dengan desa ukir, Karduluk.
Sejatinya, tidak ada perbedaan antara rengginang lorju’ dengan “rengginang biasa”. Perbedaannya hanya terletak pada kata ‘lorju’’. Lorju’ merupakan jenis kerang yang sering kita jumpai di pantai pesisir Pulau Madura.
“Sama saja dengan rengginang-rengginang lain yang kebanyakan dijual di pasar. Cuma bedanya, kalau rengginang Prenduan itu diberi lorju’,” kata Ibu Ida, salah satu produsen rengginang lorju’ saat ditemui tim Mamira.ID di kediamannya, beberapa waktu lalu.
Kerang ini berbeda dengan kerang lain pada umumnya, bentuknya kecil memanjang, dan memiliki cangkang dengan warna kecokelatan disertai garis-garis coklat kehijauan. Kerang jenis ini memang bisa dimasak dengan berbagai resep, baik dijadikan makanan berkuah, ataupun kering nan renyah ala Rengginang Lorjuk Prenduan.
Tak hanya rengginang lorju’ yang diproduksi, namun ada juga rengginang manis. Berbeda dengan rengginang lorju’ yang mempunyai rasa gurih. Rengginang manis ini terbuat dari bahan dasar ketan hitam.
“Kalau rengginang manis kebanyakan dibuat dari ketan hitam. Cara membuatnya pun berbeda. Kalau yang tak biasa bikin, nanti bukan malah renyah, tapi keras (Madura: geli/lea’). Nah, sebagian kita banyak sekali yang salah saat mencampur adonan rengginang tersebut dengan gula. Kalau sudah salah dalam proses pembuatannya, tentulah akan gagal,” ujarnya.
Tidak perlu susah-susah untuk mendapatkan satu bungkus rengginang lorju’ khas Prenduan ini. Jika ingin membelinya, konsumen tinggal datang saja langsung ke Prenduan. Di sana sudah berjejer di sepanjang jalan kiri dan kanan orang menjual rengginang dengan berbagai macam kemasan, ukuran, dan rasa. Bagi yang jaraknya terlalu jauh untuk membeli langsung ke tempat, konsumen bisa memanfaatkan smartphone untuk memesan secara online.
“Kalau pembelinya hanya beda kecamatan, ataupun misalnya dari Pamekasan, biasanya datang langsung ke sini. Ya, ada yang sekedar untuk dijadikan oleh-oleh, dan ada pula untuk dikonsumsi sendiri,” ujarnya.
Selain itu, banyak pula pembeli yang datang dari luar kota, seperti Surabaya, Malang, atau bahkan konsumen dari ibu kota Jakarta.
“Dari luar pun banyak yang memesan rengginang ini. Ada yang dari Malang, Surabaya, bahkan kini sudah sering kirim paketan rengginang lorjuk ke daerah Jakarta. Kalau gak lewat jasa pengiriman barang, kadang dititipkan ke travel-travel maupun bus antar propinsi,” pungkasnya.
Jangan lupa juga tonton video Mamira.ID di youtube:
Mamira.ID