Buju’ Pongkeng: Asta yang Diyakini Mempermudah Rejeki dan Enteng Jodoh

Mamira.ID – Begitu banyak wisata religi di ujung timur Nusa Garam ini. Salah satunya adalah asta atau makam yang dikeramatkan oleh warga setempat di Dusun Pongkeng, Desa Aeng Baja, Kecamatan Bluto, Sumenep, yaitu Asta Syekh Arif Muhammad. Beliau merupakan putra ulama terkenal dari Mesir yang bernama Maulana Maghribi.

Tidak ada catatan pasti, pada tahun berapa beliau memulai dakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam. Pun juga mengenai tahun wafatnya. Asta ulama dari Timur Tengah tersebut dikenal dengan sebutan Asta atau Buju’ Pongkeng oleh masyarakat luas.

“Beliau ini dari mesir, penyebar agama Islam di Madura, khususnya di Kabupaten Sumenep. Untuk tahunnya, saya tidak tahu tahun berapa, mbah saya tidak pernah menceritakan hal itu, tahun wafatnya saja tidak tahu. Orang-orang dulu kan banyak yang buta huruf,” kata Seruji, sang juru kunci Asta Pongkeng.

Disebut Asta Pongkeng karena memang lokasi asta tersebut berada di Dusun Pongkeng, Desa Aeng Baja, Kecamatan Bluto, Sumenep. Posisi asta ini persis berada di atas bukit. Pengunjung atau peziarah tidak hanya bisa berziarah ke asta, namun juga akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Birunya lautan di arah selatan dan timur begitu sangat mengagumkan.

“Kalau di sini termasuk Desa Kandangan Sangrah. Cuma, pintu masuk asta ini dari Desa Aeng Baja, Dusun Pongkeng. Makanya, asta ini dikenal dengan sebutan Asta Pongkeng,” terangnya.

Baca Juga:  Sepenggal Kisah Agung Sudagar: Batu Nisan dan Perjalanan (2)
Ket.Foto: Pemandangan pada sisi selatan Asta atau Buj’ Pongkeng di Desa Aeng Baja, Bluto, Sumenep. (Mamira.ID)

Menurut sang juru kunci, asta yang kini selalu ramai dengan pengunjung, merupakan hutan atau perbukitan yang angker dan penuh dengan semak belukar. Tidak ada yang berani berkunjung ke daerah ini sebelumnya. Pada saat pertama kali asta ini ditemukan, selalu saja ada pengunjung yang kerasukan.

“Dulu, di sini adalah hutan (Madura:Alas). Dan yang membabatnya, ya mbah saya. Beliau bisa tahu kalau di sini ada makam, karena didatangi petunjuk (Madura: Edetengi Lamat) berupa suara, bahwa di sini ada kuburan. Suara tersebut meminta mbah saya untuk merawat dan menjaganya,” ujar Seruji.

Peziarah yang datang ke asta ini tidak hanya dari Pulau Madura saja, namun dari beberapa daerah di Jawa Timur. Sementara, masyarakat lokal atau yang tinggal di wilayah Kecamatan Bluto ini, mereka berkunjung pada hari Kamis sore, atau malam Jumat.

“Peziarah yang datang ke sini tidak hanya dari Madura saja, tapi ada juga yang dari Jawa. Seperti Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Besuki, dan sebagainya. Kalau di Madura, hampir semua kabupaten, sebagian warganya sudah pernah ke sini. Setiap hari Jumat, banyak santri atau anak pondokan, dan masyarakat sekitar yang datang ke sini. Sedangkan yang jauh-jauh, biasanya sebelum atau sehari selesai lebaran Idul Fitri, ramai sekali pengunjung. Apalagi dulu, saat masih banyak orang yang berjualan aneka macam makanan di sini,” terangnya.

Baca Juga:  Nyai Nurima: Ibunda Sang Nata, Leluhur Penguasa Keraton Sumenep Dinasti Terakhir
Ket.Foto: Asta Syekh Lansi, Syekh Bakir, Siti Ambarwati, dan Agung Syarifah. (Mamira.ID)

Hanya asta Syekh Arif Muhammad Bin Maulana Maghribi yang terletak di puncak bukit Pongkeng tersebut. Sementara di bawahnya, kurang lebih 30 meter sebelum memasuki pintu masuk cungkup Syekh Arif Muhammad, terdapat cungkup yang berisi empat makam, di antaranya adalah makam Syekh Lansi, Syekh Bakir, Siti Ambarwati, dan Agung Syarifah. Keempat makam tersebut pun tak kalah keramat dengan makam Syekh Arif Muhammad.

“Di sini (puncak bukit), astanya memang cuma satu ini. Kalau yang di bawah itu adalah makam pangladin atau abdi beliau. Di bawah kan ada empat makam semuanya. Itu makam kedua mertua serta istri beliau, dan satunya lagi adalah makam abdinya. Banyak juga yang bermalam di asta bawah. Setiap malam Jumat pasti ada orang yang menginap. Kekeramatannya sangat kesohor. Buktinya, banyak pengunjung yang datang ke sini dengan mengharap keberkahan,” ujarnya.

Pada mulanya, orang-orang datang untuk berziarah ke makam Syekh Arif Muhammad. Namun, seiring perkembangannya, muncul anggapan bahwa kawasan makam ulama tersebut bisa membawa berkah berupa dimudahkan rezeki. Selain itu, juga diikuti oleh keyakinan masyarakat sekitar bahwa berziarah ke Bujuk Pongkeng bisa mempermudah seseorang untuk mendapatkan jodoh.

Baca Juga:  Kiai Ali: Maha Guru dari Tanah Barangbang (Bagian I)

”Banyak di antara yang datang mengharapkan diberi kelancaran rezeki. Selain itu, bahkan ada yang meyakini bisa mempermudah seseorang untuk mendapatkan jodoh. Tapi, kalau saya tidak mau bilang begitu, itu anggapan dan keyakinan orang yang berziarah ke sini saja. Ya, menurut saya tidak apa-apa kalau memang mereka beranggapan begitu. Yang jelas, tujuan ke sini hanya untuk memperoleh barokah dari syekh saja. Selebihnya, itu urusan Allah SWT,” terang Seruji.

Asta ini pun sudah mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sumenep, yakni berupa pembangunan pagar yang mengelilingi asta, jalan paving, serta cungkup yang begitu luas sebagai tempat para peziarah saat berkunjung ke asta ini.

“Alhamdulillah, asta ini mendapat perhatian dari pihak pemerintah. Pagar dan cungkup ini dibangun pada tahun 2018 lalu. Kalau cungkup yang terbuat dari kayu itu, adalah pemberian warga setempat. Di sini butuh pengeboran air, yang gak ada cuma itu. Kasihan pengunjung, kalau ingin ambil wudu, kadang tidak ada airnya,” pungkasnya.

Tonton juga video Mamira.ID di youtube:

Mamira.ID