Pangeran Letnan: Pemimpin Pasukan Perang Sumenep Melawan Belanda di Aceh

Cicit Kiai Ali Barangbang Diambil Menantu Pangeran Letnan

Pangeran Letnan alias Pangeran Hamzah diketahui menikah dengan salah satu putri dari raja Pamekasan. Dari pernikahannya tersebut, beliau dikaruniai beberapa orang putra dan putri. Salah satu putri sang Pangeran bernama Raden Ajeng Zuwaidah.

Raden Ajeng Zuwaidah merupakan salah satu di antara putri sang Pangeran yang menjalin pernikahan dengan keluarga besar Barangbang. Ia menikah dengan Kiai Muharrar ibn Kiai Daud alias Kiai Barangbang II. Kiai Daud merupakan putra dari Nyai Tengginah dan Kiai Abdul Alim. Dengan kata lain, sosok suami dari Raden Ajeng Zuwaidah adalah cicit dari sang Mahaguru yang namanya masyhur di tanah Barangbang.

Pernikahan Raden Ajeng Zuwaidah dengan Kiai Muharrar dikaruniai beberapa putra dan putri, di antaranya : 1) Raden Ajeng Uluwiyah, 2) Raden Ajeng Hafsatun, 3) Raden Bagus Zajjajul Alim, 4) Raden Abd. Syakur, 5) Raden Ajeng Hamidah, 6) Raden Ajeng Zainab, 7) Raden Panji Djaya Asmara, 8) Raden Kiai Hamba, 9) Raden Fadhil Alim, 10) Raden Bagus Syufyanur Alim, 11) Raden Bagus Djondorejo Mudari, 12) Raden Marzukil Alim,13) Raden Bagus Hasan alias Ju’ Hasan.

“Raden Bagus Hasan alias Ju’ Hasan sering mengajar ngaji warga sekitar (Madura: morok ngaji). Sehingga, dari aktifitas itulah menjadi tonggak awal lahirnya Pesantren Loteng, Sar Sore, Sumenep,” terang Jakfar.

Baca Juga:  Gelontorkan Rp 1,8 Triliun, PT BALAD Grup Teken Kerjasama dengan Raintrust Biotechnology Singapura PTE LTD Budidayakan Rumput Laut di Kangean
Ket.Foto: Lokasi asta Pangeran Letnan tampak dari udara. (Mamira.ID)

Pasarean Pangeran Letnan

Pasarean Pangeran Letnan tidak berada di kompleks utama Asta Tinggi, Sumenep. Asta beliau berada di kawasan luar, tepatnya di Kampung Banasokon, Desa Kebunagung, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep.

Sebuah papan nama “Asta Pangeran Hamzah” terbentang di sisi Jalan Raya Asta Tinggi Sumenep, lebih tepatnya di seberang kantor KPU Kabupaten Sumenep. Pasarean ini sangatlah keramat dan disakralkan. Selain itu, merupakan pemakaman bagi keluarga besar Pangeran Letnan dan anak cucunya.

Sebuah gapura megah dengan gaya khas kolonial berpadu dengan nuansa Jawa, berdiri kokoh di depan pusara sakral ini, dengan nama “Astana Pangeran Hamza Kebunagung Sumenep Madura” pada sisi depan gapura megah itu serta kondisinya masih terjaga keaslianya.

Baca Juga:  Mengenal Tradisi Tellasan Topa’ di Madura

Pasarean Pangeran Letnan berada pada sebuah bangunan kuna berupa cungkup berbentuk rumah adat Jawa. Posisi maqbarah sang Pangeran berada di tengah-tengah bangunan suci ini. Asta beliau diapit oleh maqbarah istri beliau serta anak keturunannya, dengan kain berwarna putih tampak menjadi kelambu pusara sang Pangeran, yang masyhur di Negeri Serambi Mekkah.

Di sebelah maqbarah Pangeran Letnan masih terdapat beberapa maqbarah atau makam yang berprasasti. Salah satu nisan berprasasti tersebut, ada yang sangat indah berhiaskan mahkota di puncaknya, menandakan sebuah nisan yang bergaya khas Pamekasan. Prasasti nisan itu berbunyi “Hadal qubur almarhumah Raden Ayu Pangeran Letnan Kolonel Kusuma Sinerangingrana binti Ratu Pamekasan wafati fi lailatul rabu’ fi syahri Dzulqa’dah Hilal 1274” artinya: Ini kubur atau makam almarhumah Raden Ayu Pangeran Letnan Kolonel Kusuma Sinerangingrana (Istri Pangeran Letnan), putri dari Raja Pamekasan, wafat pada malam Rabu, bulan Dzulqa’dah, tahun 1274 Hijriyah.

Baca Juga:  Matinya Pengaruh PKI di Sumenep: Orang-orangnya Satu Persatu Diciduk dan Diikat

“Meski bukan di area Asta Tinggi, para peziarah juga banyak yang berziarah ke Asta Pangeran Hamzah, apalagi pada malam Jum’at Legi, pasti selalu ramai akan para peziarah,” tutup Jakfar.

Tonton juga video Mamira.ID di youtube:

Penulis: Abd. Warits

Editor: Mamira.ID