Asta Tinggi: Jelajah Komplek Makam Kerabat Keraton di Luar Komplek Utama

MAMIRA.ID – Setelah sebelumnya Tim Mamira menulis Asta Tinggi sampai bagian empat, kini akan dilanjutkan kembali ke pembahasan sekitar komplek kecil di luar tembok pagar komplek utama. Lokasi yang berisi makam-makam yang masih ada keterkaitan keluarga dengan para raja yang dimakamkan di komplek utama.

  1. Komplek makam Kiai Wiradipura

Komplek makam Kiai Wiradipura terletak di sisi timur tembok pagar komplek utama yang ditandai dengan keberadaan cungkup kecil berisi makam yaitu Kiai Wiradipura, dan juga beberapa makam anak keturunan beliau yang berada di luar cungkup.

Asta Tinggi: Jelajah Komplek Makam Kerabat Keraton di Luar Komplek Utama
Kubah dan asta Kiai Wiradipura bersama asta sang isteri. (Mamira.ID)

Dalam catatan sumenep menurut R.B. Hairil Anwar disebutkan bahwa Kiai Wiradipura adalah saudara dari Nyai Izza istri dari Bindara Saot alias Raden Tumenggung Tirtonegoro. Secara geneologi beliau adalah ipar sekaligus sepupu dari Bindara Saot dan selain itu beliau juga menjabat sebagai Qodhi Keraton Sumenep.

  1. Komplek Makam Raden Ardikusuma

Komplek makam ini terletak di sisi timur tembok pagar komplek utama persisnya dibelakang atau di sebelah selatan komplek makam Kiai Wiradipura dengan dibatasi pagar batu bata yang tersusun rapi walau tidak utuh lagi.

Baca Juga:  Kiai Faqih: Ulama Sufi Guru Bindara Saot

Komplek makam ini terindentifikasi sekitar tahun 2018 setelah dilakukan verifikasi oleh sekumpulan anak muda yang peduli pada sejarah berdasarkan data manuskrip dan juga enskripsi di nisan.

Tapak Tilas Raden Ardikusuma, Sang Qodhi
Komplek makam Raden Ardikusuma saat ini di Asta Tinggi Sumenep. (Foto/Mamira.ID)

Iik Guno Sasmito salah satu keturunan beliau menjelaskan bahwa Raden Ardikusuma adalah putra dari Nyai Izza dengan Kiai Samporna. Nyai Izza menikah kembali setelah bercerai dengan Bindara Saot. Jadi Raden Ardikusuma adalah saudara lain ayah dengan Panembahan Sumolo. Dalam sebuah riwayat, salah satu putri Raden Ardikusuma dinikahi oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat yang kemudian mempunyai putra Raden Ario Hamzah terkenal dengan sebutan Pangeran Le’nan.

Selain dari dua komplek makam di atas masih ada beberapa komplek makam lagi yang akan Mamira bahas ditulisan selanjutnya untuk menambah pengetahuan tentang Asta Tinggi dan sekitarnya.

  1. Makam Patih Mangundireja
Baca Juga:  Mengenal Empat Raja Perempuan yang Pernah Memimpin Pulau Madura
Asta Tinggi: Jelajah Komplek Makam Kerabat Keraton di Luar Komplek Utama
ISTIMEWA. Kijing Patih Mangun di Asta Tinggi, Sumenep. (Foto Ririp Mamira)

Cungkup ini terletak di timur komplek makam Raden Ardikusumo. Di sana bersemayam jasad sang pahlawan Sumenep yang gugur saat adu fisik dengan tentara Inggris, yaitu Kiai Ngabei Mangundireja bersama putranya. Cungkup Patih Sumenep di era Panembahan Sumono ini cukup megah dengan kijing dan nisan istimewa, yang menandakan kedudukan beliau di masa hidup sampai akhir hayatnya.

  1. Komplek Pasarean Kangjeng Kiai Adipati Suroadimenggolo V
Asta Tinggi: Jelajah Komplek Makam Kerabat Keraton di Luar Komplek Utama
Area komplek pemakaman atau Asta Kangjeng Kiai Adipati Semarang. (Mamira.ID/Panji)

Komplek ini terletak dipunggung bukit Asta Tinggi sekitar 150 meter dari komplek utama. Di sana bersemayam mertua Sultan Abdurrahman Pakunataningrat yaitu Kangjeng Kiai Adipati Suroadimenggolo V, Adipati Semarang yang diasingkan ke Ambon karena menentang VOC. Beliau lantas dipindah ke Sumenep sampai akhir hayatnya berkumpul dengan istri dan beberapa putra-putrinya.

  1. Komplek Makam Raden Adipati Pringgoloyo
Baca Juga:  Belajar Ragam Nisan Kuna Sebagai Warisan Sejarah

Komplek ini terletak di sebelah timur komplek makam Kangjeng Kiai Adipati Suroadimenggolo V. adipate Pringgoloyo adalah salah satu putra Kangjeng Adipati Semarang itu yang ikut dibuang ke Ambon. Beliau pernah menjabat Patih di era pemerintahan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat.

  1. Komplek Pasarean Raden Onggodiwongso
Asta Tinggi: Jelajah Komplek Makam Kerabat Keraton di Luar Komplek Utama
Pasarean Raden Onggodiwongso alias Raden Tumenggung Prajapati, Patih Ronggo sekaligus Adipati sementara Sumenep 1685. (Foto/Mamira)

Komplek makam ini terletak di perut bukit Asta Tinggi atau sebelah timur komplek makam Adipati Pringgoloyo. Di sana disemayamkan Raden Onggodiwongso alias Raden Entol Anom. Raden Onggodiwongso merupakan Patih Sumenep di era Tumenggung Yudanegara. Beliau diperkirakan identic dengan tokoh Raden Prajapati, Patih sekaligus Adipati sementara di Sumenep pasca Tumenggung Yudanegara. Tokoh utama yang berperan besar dalam menjalankan roda pemerintahan pasca Yudanegara, yang sebelumnya sempat diwarnai konflik keluarga dan pemberontakan.

Selain Raden Onggodiwongso, di komplek ini juga dimakamkan Raden Demang Wongsonegoro, Raden Atmologo, dan Raden Tumenggung Pratalikrama, serta Kiai Singotruno.

Selain itu juga terdapat makam ayahanda dari Pahlawan Nasional Abdul Halim Perdanakusuma yang bernama Raden Bahauddin Wongsotaruno.

  1. Komplek Makam Pangeran Ario Hamzah Kusumo Sinerangingrana.
Asta Pangeran Letnan yang terletak di Kampung Banasokon Desa Kebunagung, Kecataan Kota Kabupaten Sumenep. (Mamira.ID)

Komplek ini terletak di kaki bukit Asta Tinggi tepatnya ke barat kantor KPU Kabupaten Sumenep berada disini kanan jalan.

Pangeran Le’nan demikian orang menyebutnya adalah Putra Sultan Abdurrahman Pakunataningrat dengan putri Raden Ardikusuma ini.