MAMIRA.ID – Pada edisi kali ini Mamira mencoba mengeksplore beberapa komplek makam keluarga di luar komplek utama Asta Tinggi Sumenep, Madura, Jawa Timur. Tepatnya komplek makam keluarga Raden Ardikusuma yang terletak di sisi luar tembok pagar bagian timur. Komplek makam ini “ditemukan” pertama kali atau lebih tepatnya diidentifikasi pada tahun 2019 oleh Komunitas Ngoser (Ngopi Sejarah) bersama beberapa orang dari tim kepurbakalaan.
Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan pembersihan, perbaikan dan penataan kembali jirat serta nisan yang beberapa di antaranya sudah tidak beraturan, dan rusak. Sehingga kondisinya menjadi lebih baik seperti sekarang ini.
Kembali pada Raden Ardikusuma, tokoh utama yang dimakamkan di sana, dari beberapa catatan keluarga serta informasi dari I Bagus Salam selaku salah satu keturunannya, mengatakan bahwa Raden Ardikusuma adalah seorang Qodhi di era pemerintahan Panembahan Natakusuma I. Raden Ardikusuma juga disebut I Bagus Salam sebagai salah satu mertua dari Sultan Abdurrahman Pakunataningrat. Salah satu putri Raden Ardikusuma menikah dengan Adipati Sumenep tersebut, dan dari perkawinan itu lahir Pangeran Letnan Kolonel Ario Mohammad Hamzah atau yang lebih terkenal dengan sebutan Pangeran Le’nan.
“Tidak banyak riwayat yang menceritakan bagaimana sosok Raden Ardikusuma, karena minimnya literasi tentang beliau. Riwayat yang ada hanya menyebut tentang jabatannya sebagai Qodhi atau Penghulu keraton di era Panembahan Natakusuma, saudara seibu sekaligus besannya,” ujar I Bagus Salam.
Secara geneologi, nasab Raden Ardikusuma tersambung kepada beberapa tokoh ulama besar di masanya. Ayah beliau yaitu Kiai Samporna menurut sebuah catatan adalah anak Kiai Abdul Allam Prajjan Sampang. Kiai Samporna juga dikenal sebagai Penghulu Sapesan Ambunten. Sementara ibunda Raden Ardikusuma ialah Nyai Izza, mantan istri Bindara Saot.
Nyai Izza adalah putri dari Kiai Jalaluddin, putra dari Nyai Ceddir yang terkenal waliyullah perempuan. Nyai Ceddir merupakan cucu dari Syekh Ahmad Baidlawi alias Pangeran Katandur.
“Sedangkan Ibu dari Kiai Samporna adalah Nyai Kartika adalah putri dari Nyai Ceddir. Jadi masih saudara sepupu dengan Nyai Izza. Dilihat dari hubungan nasab keduanya, jadi wajar kiranya jika kemudian putra-putrinya yang salah satunya Raden Ardikusuma menjadi seorang yang alim besar sehingga diangkat sebagai Qodhi di Keraton Sumenep. Sampai sekarang keturunan beliau banyak menjadi orang-orang penting di republik ini,” pungkas I Bagus Salam, yang lebih familiar disebut Iik Guno Sasmito.