Kisah Penemuan Asta Sayyid Yusuf Talango

Mamira.ID – Talango merupakan nama kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sumenep. Daerah ini terletak di pulau kecil bernama Poteran, Kecamatan Talango terdiri dari delapan desa yakni, Desa Talango, Padike, Gapurana, Cabbiye, Essang, Palasa, Kombeng dan desa terakhir Desa Poteran.

Pulau yang letaknya di sebelah tenggara Pulau Madura ini mempunya luas mencapai 49,8 kilometer persegi. Pulau Poteran menyimpan banyak kekayaan sumberdaya hayati dan non hayati, disana terdapat terumbu karang tepi (Fringing reef) dan pertambangan non ekstraktif. Selain eksotisme terumbu karang, kecantikan pulau ini semakin mempesona dengan adanya tumbuhan Lamun. Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal.

Selain terdapat ekosistem dan banyak meyimpan kekayaan alam, Pulau Poteran menyedot perhatian banyak orang dari berbagai penjuru nusantara, maka tak heran jika Pelabuhan Kalianget yang menjadi satu-satunya akses menuju pulau kecil ini selalu ramai dengan orang yang keluar-masuk menuju pulau yang memiliki 12.695 sumur ini.

Baca Juga:  Mengenal Gelar Kebangsawanan di Sumenep, Asal Usul dan Ragamnya

Hal yang menjadi magnet banyak orang mengunjungi pulau ini karena adanya makam atau asta keramat yang terletak di Desa Padike. Makam ini ramai oleh peziarah setiap harinya yang datang dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan juga manca negara.

“Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al-Hasani”, begitu sejarah menyebut nama beliau yang dikenal masyarakat luas hingga saat ini. Ada secarik kisah yang unik dari sejarah makam Sayyid Yusuf, berawal dari Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat yang sedang melakukan perjalanan bersama para prajuritnya menuju pulau Dewata, Bali pada 230 tahun silam, tepatnya pada tahun 1212 H atau 1791 M dengan tujuan menyebarkan agama Islam disana.

Baca Juga:  Nyai Nurima: Ibunda Sang Nata, Leluhur Penguasa Keraton Sumenep Dinasti Terakhir

“Di tengah perjalanan, Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat beserta para prajuritnya berlabuh di pelabuhan Kalianget dan hendak beristirahat karena kelelahan. Saat beristirahat, Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat tidak sengaja menemukan Makam Kuno (Pasarean) yang tidak terawat dan tidak ada penjelasan pasti,” kata Abdullah Kamal, salah satu penjaga Makam Sayyid Yusuf, 26/05/202.

Kemudian, ditengah rasa penasaran dan ketidaktauannya, Raja Sumenep ini berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan petunjuk. Doa sang raja diijabah Allah SWT, lalu muncullah cahaya yang terang luar biasa dari ilalang sampai ke langit, Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat kemudian mendatangi sumber cahaya tersebut.

“Di tempat yang mengeluarkan cahaya tersebut terdapat daun sukun yang bertuliskan Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al-Hasani. Dan pada saat itu juga Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat menuliskan nama pada batu nisan itu sesuai dengan tulisan pada daun sukun tersebut,” ujarnya

Baca Juga:  Pohon Kehidupan dan Eksistensi Kerajinan ‘Teker Rakara’

Aneh memang, daerah yang tidak ditumbuhi pohon sukun, bisa terdapat daun sukun disana yang bertuliskan nama seorang wali ditengah rasa kebingungan Raja Sumenep saat itu.

“Itulah keajaiban yang tertulis dalam sejarah makam Sayyid Yusuf dan masih dipercaya oleh masyarakat luas hingga saat ini, dan para peziarah juga tidak akan menemukan pohon sukun,” tambah Abdullah Kamal.

Selain di Kecamatan Talango, Sumenep, Madura, makam Sayyid Yusuf juga terdapat di wilayah berbeda, bahkan ada yang terletak di benua Afrika. Antara lain terdapat di Banten, Caylon di Srilanka dan Kampung Macasar di Afrika Selatan.

Berikut foto silsilah Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al-Hasani:

Ket. Foto: Silsilah Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al-Hasani. (mamira.Id/Gandy)