Mamira.ID – Madura, sebuah pulau kecil yang menyimpan sejuta peradaban serta aneka kuliner yang menggugah selera. Hal ini terbukti dengan banyaknya para penikmat kuliner yang selalu berburu makanan, ataupun aneka kue ke berbagai daerah di Madura.
Kuliner yang akan diulas saat ini, termasuk makanan jadul. Namun, masih tetap nikmat untuk disantap kapan pun dan di mana pun. Bahkan, terkadang kue ini begitu dirindukan di saat-saat tertentu. Sebut saja makanan ini adalah kue cucur, atau familiar dengan sebutan kocor oleh orang Madura.
Di Madura, kocor tidak hanya bisa langsung dimakan atau dinikmati begitu saja, namun ada pendampingnya, yakni ‘tangguli’. Ya, kocor memang sangat nikmat jika dimakan dengan tangguli. Tangguli merupakan gula merah setengah jadi. Kocor yang dimakan dengan tangguli ini kemudian dikenal dengan istilah ‘corli’ yang berarti kocor yang disirami dengan kuah tangguli.
“Dulu, jajanan kocor dengan tangguli ini menjadi jajanan primadona di warung-warung kopi di Madura. Sekarang saja udah jarang yang bikin corli. Kalau cuma kocor saja, masih banyak yang jualan di warung kopi di daerah sini,” kata Ruqayyah, salah satu penjual kocor dan tangguli di Desa Tamedung, Kecamatan Batang-batang, Sumenep.
Kocor memang tak kalah pamor dibanding dengan jajanan pasar lainnya, seperti donat dan kue lapis. Bahkan, di era milenial saat ini, kocor masih tetap bertahan di tengah serbuan kue kekinian. Kocor masih dengan mudah ditemukan di pasar-pasar, ataupun pedagang kue keliling di berbagai daerah yang ada di Pulau Jawa, lebih khususnya di Madura. Jajanan ini bahkan masih disakralkan, terutama ketika ada acara-acara adat atau tradisi. Salah satunya, seperti acara pelet kandung (selamatan kandungan saat berusia empat atau tujuh bulan) yang ada di Madura. Kue kocor harus ada sebagai kue yang dijadikan jamuan para tamu dan undangan. Entah apa alasannya, hingga kue yang satu ini bisa mengurangi keafdalan sebuah acara.
Corli alias kocor tangguli merupakan makanan khas Madura yang cukup simple, baik bahan atau cara penyajiannya. Bahannya hanya terdiri dari tepung beras dan gula merah, namun menawarkan rasa yang cukup khas bagi para pecinta kuliner jadul ini, apalagi bagi yang menyukai kue dengan rasa manis.
“Untuk membuat kocor sangatlah mudah, hanya tepung beras dan gula merah. Tepung beras yang telah siap, tinggal diaduk rata dengan gula merah yang telah diiris tipis-tipis atau diencerkan, lalu masukkan air secukupnya. Ada pula yang menggunakan gula pasir, tapi kurang enak. Adonan yang telah tercampur rata, kemudian didiamkan dulu, kurang lebih 15 menit. Ada pula yang menambahkan pengembang makanan, yang bertujuan membuat kue kocor tersebut lebih empuk dan nikmat,” ujar Ruqayyah.
Bahan yang telah tercampur rata, kemudian dituangkan sesuai takaran tertentu. Ada yang menggunakan cangkir, ada pula yang menggunakan wadah kuningan (Madura: Cenneng) pada wajan berisi minyak goreng panas. Saat adonan kocor dituangkan ke minyak panas, maka dengan sendirinya, kocor akan membentuk sebuah lingkaran dan memunculkan gerigi pada pinggiran kocor.
Selain dilihat dari warnanya yang sudah cokelat kemerah-merahan, kematangan kocor bisa dilihat dengan cara menusuk bagian tengah kue dengan lidi. Jika masih basah, berarti kocor belum matang. Dan jika ujung lidi sudah kering sesudah ditusukkan, berarti kocor sudah bisa diangkat dari penggorengan, dan ditiriskan di tempat penyaringan untuk menghilangkan minyak yang tengah meresap ke dalam kue legendaris ini.
Cita rasa makanan khas Madura ini sangat nikmat jika dimakan selagi hangat, atau bisa disirami dengan kuah tangguli. Rasa legitnya membuat para penikmat jajanan jadul ini ketagihan.
“Di Madura, kocor biasanya disajikan pada acara-acara adat dan selamatan, serta ada juga yang jual di pasar-pasar atau warung-warung kopi. Biasanya, kalau di Madura dikenal istilah corli atau kocor tangguli. Sebab, jajanan jadul ini, ada pula yang disirami dengan tangguli. Rasanya akan lebih manis lagi jika disirami dengan tangguli tersebut. Harganya cukup terjangkau, se-porsinya cuma dua ribu rupiah untuk menikmati jajanan jadul ini,” pungkas Ruqayyah.
Mamira.ID