Alat Musik Saronen
Musik tradisional saronen terdiri atas 9 buah alat, angka sembilan tersebut melambangkan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” yang terdiri dari sembilan kata. Juga melambangkan keseluruhan dari jumlah para Sahabat Nabi, para Imam Madzhab, dan keagungan Rasulullah SAW serta melambangkan jumlah para Wali Songo yang menyebarkan Islam di Nusantara ini.
Adapun alat-alat musik saronen sebagai berikut: sebuah saronen terbuat dari kayu jati. Saronen mirip dengan seruling dan terdiri dari enam lubang, hanya saja ujungnya lebih lebar dan pada pangkalnya lebih lancip serta terdapat ukiran mirip kumis yang terbuat dari batok kelapa. Sehingga peniup saronen seolah-olah berkumis. Alat musik saronen selanjutnya berupa gendang besar, gendang kecil, gong besar yang tebuat dari kuningan melambangkan kalimat Allahu Akbar, gong tengahan, gong kecil, dua buah kenong kecil dan kerca atau korsa yang terbuat dari lempengan kuningan.
Alat musik saronen merupakan sebuah alat musik yang syarat akan sejarah dan patut untuk dijaga kelestariannya. Pada perkembangannya musik saronen saat ini dimainkan pada acara-acara tertentu seperti kerapan sapi, kontes sapi sono’, acara rokatan, pangantan jaren, pawai atau karnaval Agustusan, serta acara-acara adat lainnya.
“Kalau sekarang saronen bukan digunakan media dakwah lagi, tapi dimainkan dalam acara-acara pertunjukan sebagai sarana hiburan dan pertunjukan seni,” kata Bapak Nur Shaleh, salah satu pemain musik Saronen Bintang Timur, Batang-batang, Sumenep.
Biasanya, orang-orang Madura mengundang grup atau kelompok musik saronen pada acara puncak imtihan atau puncak acara kenaikan kelas di lembaga-lembaga pendidikan Islam sebagai hiburan.
“Jadwal bakalan padat kalau sudah “mosem nemor” (baca:musim kemarau), banyak orang mengundang grup musik saronen untuk meramaikan acara puncak kenaikan kelas MI, MTs atau lembaga pendidikan Islam di wilayah Sumenep khususnya,” pungkas Bapak Nur Shaleh.
Jangan lupa juga tonton video mamira di youtube:
Penulis: Abd. Warits
Editor: Mamira.ID