Sama seperti ayahandanya, Raden Bahauddin Wongsotaruno, beliau meniti karir di pemerintahan setelah lulus sekolah Bestuurschool pada tahun 1929 Masehi, dimulai sebagai Asisten Wedono Pasongsongan, Wedono Sapudi di Sumenep, Wedono Asembagus di Situbondo, Wedono Blega di Bangkalan, Wedono Galis di Pamekasan, setelah itu naik pangkat sebagai Patih di Panarukan, lalu pindah menjadi Patih di Lumajang dan akhirnya saat pendudukan Jepang, beliau ditugaskan ke Kediri hingga menjadi Residen Kediri pertama (jabatan yang diemban hingga awal lahirnya Indonesia, 19 Agustus 1945). Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh Ir. Soekarno & Hatta di Jakarta.
Di Kediri, Raden Abdul Rachim Pratalikrama bersama Daidanco Soerachmat menyambutnya dengan gembira dan segera melakukan koordinasi dengan tokoh-tokoh dan kekuatan-kekuatan Pemerintahan Pro Republik. Kesatuan-kesatuan militer rakyat dari PETA, Kepolisian Istimewa, dan Laskar-laskar Santri beserta rakyat pun turut ikut mendukung.
Setelah rapat malam, tanggal 19 Agustus 1945, bergeraklah kesatuan-kesatuan militer rakyat melucuti pertahanan-pertahan militer Jepang. Kekacauan pun terjadi, semakin banyak korban berjatuhan di markas Kenpetai. Akhirnya, Raden Abdul Rachim Pratalikrama turun tangan guna melakukan diplomasi kepada pimpinan-pimpinan Jepang di Kediri. Hasilnya, diplomasi berhasil dan bendera Merah Putih berkibar dengan aman di seluruh Bumi Kadhiri.
Raden Abd. Rachim Pratalikrama wafat pada tanggal 8 Juli 1948, bertepatan dengan tanggal 1 Ramadhan 1367 Hijriah. Untuk kemudian, jasad beliau disemayamkan di area makam Setonogedong, Kota Kediri. Adapun pemerintah menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama pada tanggal 12 Agustus 1992 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 048/TK/Tahun 1992, atas segala jasa – jasanya merintis lahirnya NKRI.
Terima kasih Bapak Raden Abdul Rachim Pratalikrama atas Perjuangan dan Usaha Merintis Kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Catatan : Raden Abdul Rachim Pratalikrama kakak dari Raden Abdul Halim Perdanakusuma (Pejuang Kemerdekaan RI & Pahlawan Nasional Republik Indonesia, nama besar beliau diabadikan menjadi nama Bandara Abdul Halim Perdanakusuma).
Jangan lupa juga tonton video Mamira.ID di youtube:
Mamira.ID