Mitos dan Mistis Di Balik Keindahan Kucing Busok (Satwa Endemik Pulau Madura Bagian I)

Dari sisi genetika kucing busok, pernah ada Peneliti Biologi bernama Ronny Rachman Noor yang pernah melakukan penelitian fenotipe dan genotipe terhadap ras kucing busok pada tahun 2009. Menurut penjelasan Ronny, seperti dikutip dari laporan penelitiannya yang dimuat pada jurnal Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mayarakat IPB University, kucing busok merupakan bagian dari ras kucing Asia yang ditandai dengan bentuk ekor yang bengkok di ujungnya (kinky tail).

Dalam penelitiannya, Ronny juga menemukan fakta-fakta unik lain bahwa kucing busok tidak hanya berwarna abu-abu saja. Namun ada juga yang berbulu kecokelatan di sebagian besar tubuhnya. Warna cokelat lebih pekat juga terdapat pada ujung telinga, ujung hidung, ujung kaki, dan ujung ekor, mirip seperti kucing Burma. Masyarakat Madura menamai jenis busok ini sebagai kucing kecubung. Namun yang lebih populer dari kedua warna kucing ini yaitu kucing busok dengan warna abu-abu polos.

Baca Juga:  Pangantan Jaran: Tradisi Unik Orang Madura Saat Pernikahan

Beliau juga menemukan fakta unik bahwa kucing busok memiliki variasi genetika yang masih tinggi dan tergolong langka. Kucing ini tidak ditemukan di luar Pulau Madura. Sehingga, ia meyakini kucing ini adalah ras asli Indonesia. Beliau juga menyebutkan bahwa kucing busok mirip dengan jenis kucing korat dari Thailand.

Ket.Foto: Seekor anak Kucing Busok sedang tidur di atas induknya di sebuah kursi. Kucing ini keberadaannya sudah mulai langka.

Ditinjau dari ilmu genetika, busok dan kecubung tergolong warna resesif yang jarang muncul. Warna kecubung ini diakibatkan oleh gen C dan B yang berpasangan dalam keadaan homozygot. Kucing berwarna kecubung ini biasanya memiliki warna mata biru. Sedangkan warna busok muncul akibat adanya gen D yang merupakan dilusi bersifat resesif.

Jika gen ini dalam keadaan homozygot, maka mampu mendilusi warna hitam menjadi abu kebiruan. Beliau juga menduga tingkat perkawinan keluarga (inbreeding) sangat dominan dalam ras kucing busok. Sehingga hanya terdapat dua warna, abu kebiruan dan kecubung alias cokelat kehitaman. Artinya, terjadi banyak gen letal dan resesif yang memiliki sifat mematikan jika berada dalam kondisi homozygot.

Pada tahun 1990-an, kucing busok ini pernah menjadi cinderamata untuk tamu istimewa yang datang ke pulau Raas. Namun, seiring berjalannya waktu dan juga semakin langkanya ras kucing busok di habitat aslinya, maka Pemerintah Kabupaten Sumenep melarang keras akan hal ini. Masyarakat lokal juga melarang warga pendatang membawa pergi kucing busok keluar dari Pulau Raas.

Baca Juga:  Campor Lorjuk, Kuliner Seafood Khas Pamekasan

Meski demikian, fakta di lapangan masih ada saja oknum-oknum yang memperjual-belikan ras kucing busok ini. Kemungkinan hal ini terjadi karena aturan atau larangan yang ada kurang begitu ketat, entah itu dari larangan di Pulau Raas itu sendiri maupun dari Pemerintah Daerah.

Padahal, ada mitos yang mengerikan jika kucing unik dan indah ini dibawa keluar dari Pulau Raas. Apa saja mitos-mitos dan cerita mistis lainnya? Nantikan pada ulasan selanjutnya mengenai satwa endemik Pulau Madura ini.

Jangan lupa juga tonton video Mamira.ID di youtube:

Penulis: Ananda Indira Gandy

Editor: Mamira.ID