Pertama, penamaan Labang Mesem karena dahulu, di dalam keraton, posisinya lurus dengan pintu masuk utama tersebut. Ada arca menghadap ke Selatan. “Arca itu digambarkan tersenyum. Maknanya, tamu yang masuk keraton dihadiahi senyuman yang disimbolkan oleh arca. Juga ketika hendak pulang, tamu yang melintas Labang Mesem juga mendapatkan senyuman patung kecil di loteng Labang Mesem. Menurut cerita sesepuh keraton, begitu,” ujar RPM Mangkuadiningrat.
Kedua, dahulu, ketika Bindara Saot memanggil kedua putranya yang berada di Lembung untuk menghadap ke keraton. Terjadi adegan mengharukan, karena ayah-anak lama tak jumpa. Keduanya pun sama-sama melempar senyum. Nah, di lokasi pertemuan itu lantas oleh Panembahan Sumolo diabadikan dalam bentuk Labang Mesem di keraton yang dibangunnya. Tujuannya untuk mengenang peristiwa dengan ayahnya di masa lampau itu,” cerita Imam Alfarisi, salah satu pemerhati sejarah dari Sendir, Lenteng.

Lalu, versi yang manakah menurut sahabat Mamira.ID lebih benar? Tentu siapa pun saat ini tidak bisa memberi jaminan atau bukti, karena tidak mengalami apalagi melihat peristiwa yang terjadi pada ratusan tahun silam tersebut.
Namun, adanya banyak versi di atas tentu bukan untuk membanding-bandingkan atau bahkan mencari versi mana yang lebih benar. Tapi setidaknya bisa dipetik pelajaran baik, dan yang lebih penting lagi ialah bagaimana kita menjaga, merawat dan melestarikan warisan budaya luhur para pendahulu kita, baik yang berupa bendawi maupun tak bendawi.
Jangan lupa tonton video Mamira.ID di youtube:
Mamira.ID