Ajaib, Rumah Kayu Seusia Masjid Jami’ Sumenep Ini Tak Tersentuh Rayap

Ditempati oleh Tujuh Turunan

Lokasi rumah kuna Nyai Talaga berada di dataran tinggi, atau orang sekitar menyebutnya bukit. Tepatnya di Kampung Talaga Timur, Desa Talaga, Kecamatan Ganding. Saat ini, rumah Nyai Talaga ditempati oleh keturunannya. Yaitu keluarga almarhum K. Muhammad Syukri, dan sekarang dihuni oleh Kiai Ahmad Junaidi yang tak lain merupakan putra almarhum.

“Menurut riwayat, sudah tujuh turun yang menempati rumah ini. Mulai Nyai Talaga-Kiai Agung Ibrahim-Kiai Bukhari-Nyai Khatijah- Kiai Marzuki- Kiai Muhammad Syukri hingga kami sekeluarga. Dan rumah ini masih sangat layak huni. Jadi, sudah delapan turun rumah ini sampai anak saya nanti,” ujar Kiai Junaidi seraya tersenyum.

Baca Juga:  Unik, Kubah Kaca di Puncak Masjid Kuna Ini Jadi Patokan Pergantian Musim
Ket.Foto: Bagian depan rumah milik Nyai Talaga. Rumah ini terletak di Desa Talaga, Kec. Ganding, Sumenep

Hingga saat ini sekitar sembilan puluh persen bangunan rumah Nyai Talaga masih orisinal. Bahkan, hingga ranjang (Madura:lencak) yang juga terbuat dari kayu dengan ukuran kurang lebih 3×2 meter masih ada di dalam rumah bersejarah ini.

“Mulanya, jumlah ranjang ini ada tiga buah. Namun, hanya tinggal dua yang tetap berdiri kokoh di dalam rumah ini. Satu lencak kayu lainnya itu dipindahkan ke sebelah timur asta Nyai Talaga yang juga masih keturunan beliau. Kayunya dijadikan musala atau langgar, masih ada sampai saat ini,” kata Kiai Jumla sembari memperlihatkan ranjang di dalam rumah kuna yang hanya satu ruangan itu kepada tim Mamira.

Tombak Berpamor Emas

Baca Juga:  Bindara Ibrahim: Saudara Seayah Kangjeng Tumenggung Tirtanegara

Selain rumah kuna dan seisinya, ada peninggalan lain yang tak kalah unik, penting, dan bersejarah lainnya dari Nyai Talaga dan suaminya. Peninggalan tersebut berupa sebuah tombak dengan sebutan ‘jenengan’ atau “Se Talaga”.

“Ujung tombaknya itu berpamor emas. Sampai saat ini masih disimpan, tidak ada yang berani membuka atau melihatnya kecuali ibu saya. Saya saja tidak berani melihatnya, khawatir cangkolang,” ujarnya.

Tim Mamira.ID kurang beruntung kala itu untuk melihat tombak tersebut, karena ibu Kiai Junaidi sedang tidak di rumah. Bahkan, beliau sempatkan mencari sang ibu yang sedang pergi entah kemana untuk memperlihatkan tombak tersebut kala itu.

“Ibu sedang pergi, tidak tahu ke mana, dicari di sekitar rumah tidak ada. Kalau ada ibu, in sya Allah, mas-mas ini bisa melihat tombak itu, kalau saya sendiri ga berani membukanya,” pungkas Kiai Junaidi.

Baca Juga:  Kate, dan Cerita Pelarian Cina Yang Membawa Mutiara Bernama Piango

Jangan lupa tonton juga video Mamira.ID di youtube:

Penulis: Abd Warits

Editor: Mamira.ID