Sembari Genjot Tekad Jadi Raja Lobster Dunia, Gus Lilur Rancang Akur Amat Kau Pedras

MAMIRA.ID – Menghadapi kerasnya dunia usaha kelas atas, tidak pernah menyurutkan tekad putra sang surya Majapahit ini. Terus maju dan pantang mundur seakan mandarah daging pada pribadi HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Founder sekaligus Owner BALAD Grup. Dan usaha maksimal itu tidak mengkhianati hasil.

“Saya bersyukur ketika per 1 Agustus 2025, Presiden RI memutuskan untuk memberhentikan sementara Ekspor BBL dari Indonesia ke Vietnam, bahkan Presiden RI menarik Otoritas Kewenangan Aturan Ekspor dari Kementerian KKP melalui Kepmen KKP No. 7 Tahun 2024, menjadi langsung akan diatur Presiden melalui Perpres yang sedang digodok untuk diterbitkan,” ujar Gus Lilur kepada Mamira.ID, Kamis (04/09/2025).

Perpres tersebut dikabarkan akan melibatkan lintas K/L – Kementerian Lembaga seperti; Kemenkeu, Kemenlu, BPK, KPK, POLRI, TNI, Kejagung, KKP dan kemungkinan Kemenhan RI.

“Perubahan ini membuat saya lega, karena dengan aturan main yang setara dan obyektif, saya bersama Bandar Laut Dunia Grup akan menjadi raja lobster dunia. Pasar di Vietnam Saya berkuasa. Suplai dari Indonesia sedang saya siapkan untuk dihegemoni,” tambah Kanjeng Edo, nama lain Gus Lilur.

Baca Juga:  Jajaki Perairan Madura Timur, Ditjen PB KKP RI Survey Budidaya Lobster Milik BALAD Grup di Kangean

Seperti diketahui, di bidang usaha budidaya perikanan itu, sekira sembilan belas bulan waktu Gus Lilur tercurah tertumpah untuk berupaya ikut serta mengekspor benih bening lobster (BBL) dari Indonesia ke Vietnam. Di masa itu juga Gus Lilur mengisahkan bahwa selama ini dirinya diprank oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, dikibuli oleh menterinya.

“Aturan yang dibuat tidak dia patuhi dan semuanya dibuat gelap,” ujarnya.

Nah, dengan adanya angin segar keputusan Presiden di atas, sembari BALAD Grup fokus pada kegiatannya, Gus Lilur berencana akan kembali mulai menata agenda kerja lainnya yang terbengkalai karena perang panjang dengan mafia lobster.

Per minggu kemarin, ia mengaku sudah mulai kembali menata giat tambang-tambangnya. Seperti rencana awal, dari ratusan tambang itulah usaha lainnya akan segera dibumikan.

Baca Juga:  Hegemoni Berimbang, BALAD Grup Dukung Langkah Presiden Hentikan Sementara Ekspor BBL ke Vietnam

“Pabrik Rokok Bintang Sembilan (RBS) harus segera dibangun. Pabrik beras harus segera dibangun. Perkebunan tembakau harus segera dikuasai. Pabrik Air mineral harus segera didirikan. Dan, perdagangan hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan Budidaya harus segera dilaksanakan,” tegasnya.

Terkait dengan usaha budidaya perikanan, Gus Lilur mengatakan bahwa 10 hari lagi, 17 Tim BALAD Grup, direksi dan karyawan akan pindah ke satu provinsi untuk membuat tiga hal. Yaitu buka kantor cabang di Provinsi dan Kabupaten, buka sembilan gudang untuk penampungan dan pembelian benih bening lobster (BBL), dan mendirikan dua ratus Kelompok Usaha Bersama (KUB) ribuan nelayan sekaligus membantu ribuan nelayan dalam wujud menyiapkan ratusan kapal dan alat menangkap BBL secara bertahap.

Baca Juga:  Mulai Memijahkan Lobster, Langkah Hatchery Pebitalekara Grup Menjadi yang Pertama di Dunia

“Saat Bandar Laut Dunia Grup menata kembali rencana hegemoni Ekspor BBL, pada saat yang sama BALAD GRUP akan kembali menata usaha akuakultur di Gugusan Teluk Kangean,” terang pengusaha yang juga pegiat antikorupsi itu.

Mengenai rencana perjalanan usaha sembari genjot tekad menjadi Raja Lobster dunia itu, Gus Lilur menamakannya AKUR AMAT KAU PEDRAS.

“AKUR AMAT KAU PEDRAS singkatan dari, Akuakultur, Rokok, Air Mineral, Tambang, Kebun, Tembakau, Pertanian, Perdagangan, Beras,” jelasnya.

Menurutnya, inilah saatnya bekerja maksimal, kerja jujur ​​dan idealis. Apalagi, pihaknya sudah mendapatkan pendukung utama, yaitu Presiden Republik Indonesia Jenderal TNI Purn. Prabowo Subianto.

“Mari bersama cintai Indonesia. Mari bersama bangun jaya Indonesia. Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tutupnya.