Melihat Sakralnya Jamasan Gamelan Peninggalan Kiai Kholil Sendang

Mamira.ID – Jika pada tulisan sebelumnya mengupas tentang asal-usul musik saronen yang juga dipopulerkan oleh para Wali Allah, kali ini Tim Mamira. ID akan menjelajah ke ujung barat perbatasan antara Kota Keris dan Kota Gerbang Salam, Pamekasan, guna melihat secara dekat acara sakral penjamasan gamelan peninggalan Kiai Kholil Sendang. Sosok Kiai yang menggunakan kesenian sebagai media dakwah penyebaran agama Islam di abad ke-18 Masehi.

Jamasan merupakan ritual membersihkan alat-alat, pusaka, dan benda-benda yang diagungkan seperti keris, golok, tombak, gamelan, dan lain sebagainya. Di Sumenep, khususnya di Desa Larangan Perreng, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, juga diadakan ritual sakral tahunan guna membersihkan seperangkat alat musik tradisional berupa gamelan milik Kiai Kholil Sendang.

Baca Juga:  Mitos dan Mistis Di Balik Keindahan Kucing Busok (Satwa Endemik Pulau Madura Bagian II)

“Jamasan gamelan milik Kiai Kholil Sendang dilakukan setiap tahun, tepatnya setiap hari Kamis setelah hari raya Idul Adha atau bertepatan dengan peringatan haul al-Maghfur Kiai Kholil,” ujar Bapak Imam Mastum yang menjabat Kepala Desa Larangan Perreng sekaligus pewaris gamelan kuna milik sang tokoh agung yang melegenda di tanah Sendhang.

Gamelan ini dulunya digunakan oleh sang Kiai sebagai media syiar Islam. Lewat jalur seni inilah, beliau mengajarkan agama Islam kepada masyarakat luas. Sebab, seni akan lebih muda diterima oleh masyarakat. Seperangkat alat musik tradisional yang dilakukan penjamasan tersebut masih tepat terjaga kelestariannya. Nilai-nilai sejarahnya masih tersimpan walau perkembangan zaman sudah merongrong dunia seni dan musik tradisional lainnya.

Baca Juga:  Berkendara Imajinasi, Arsitek Masjid Kuna Ini Membuat “Duplikat” Tembok Raksasa Cina

Alat-alat Gamelan Peninggalan Kiai Kholil Sendang

Klik halaman selanjutnya→