MAMIRA.ID – Republik Sosialis Vietnam (RSV) bagi HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy ibarat kampung halaman kedua. Di negeri naga biru itu, Gus Lilur sudah belasan tahun secara tentatif melakukan anjangsana untuk lawatan bisnisnya. Tentu itu selain negara-negara semisal, Singapura, Hongkong dan lainnya.
“Saya pertama kali ke Vietnam pada tahun 2013, lalu mulai menggarap usaha pada 2015,” ujar Founder Owner BAPANTARA Grup ini pada Mamira.ID, Jum’at (01/08/2025), mengawali catatan anjangsananya.
Saat itu, lanjut Gus Lilur, 10 tahun lalu banyak yang menawari dirinya berbisnis beras, namun ia malah tertawa sambil dengan gembira menyela pertanyaan yang belum diselesaikan salah satu kawannya.
“Saya bilang begini, aku ini orang dusun, rumahku di dusun dikelilingi sawah, barat, timur, utara, selatan adalah sawah yang kebetulan hampir semuanya milik Eyangku, aku jenuh dengan usaha berbau sawah. begitu jawaban saya pada ajakan berbisnis beras di Vietnam tahun 2015,” tambahnya.
Tapi kini, 10 tahun kemudian, di sela-sela menuntaskan perizinan Berbudidaya Lobster di Vietnam, menurut Gus Lilur ajakan berbisnis beras datang lagi menghampiri, kali ini justru datang dari kawan-kawannya dari kalangan pengusaha besar pertanian Vietnam yang juga berbisnis Batubara dan berbisnis Lobster.
“Saat ini tawaran dari lingkungan usaha yang tidak bisa saya tolak meliputi Usaha Dagang Batubara, Usaha Dagang Benih Bening Lobster, dan Usaha Dagang Beras,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan tentang Hubungan Dagang Terbesar RI – Vietnam ada di Tiga Bidang. Yaitu Pertanian – Beras, Pertambangan – Batubara, Perikanan – Lobster dan jenis perikanan lainnya.
Seperti diketahui, di Republik Indonesia berdagang beras secara umum dibagi menjadi dua:
- BERAS JENIS CBP
* CBP – Cadangan Beras Pemerintah
* Beras Bulog
- BERAS KHUSUS
* Beras Kualitas Super Premium
“Saya petani, anak petani, berkakek petani, bereyang petani. Eyang saya dari nenek di desa saya adalah pemilik sawah terbanyak; Tuan Takur Tanah. Eyang saya di desa adalah orang terkaya pemilik ratusan hektar tanah. Sehingga kemudian saya marah dan merasakan kemarahan keluarga petani jika saat Panen harga gabah murah, saya anti impor beras. Betul, saya anti impor beras,” tegas Gus Lilur.
Terkait itu, Gus Lilur mengaku bahwa dirinya Anti Impor Beras CBP – Cadangan Beras Pemerintah (BULOG), Impor Beras CBP selama Indonesia Merdeka hanya menghancurkan Gabah Petani. “Sebagai Petani jelas Saya memusuhi Impor Beras berjenis begitu,” lanjutnya.
Tapi, lanjutnya, Beras Khusus itu berbeda. Ada Beras Khusus berharga tinggi, yang Harganya di Kisaran Rp 25.000 – Rp 65.000. Tidak banyak Petani RI yang menanam Padi begini.
“Saya akan berdagang beras begini. Perdagangan beras yang tidak menghancurkan Petani NKRI,” imbuhnya lagi.
Lalu berapa volume impor RI untuk beras khusus ini? “Pemerintah RI menetapkan bahwa Volume Impor Beras Khusus Tahun 2025 adalah SEKITAR 420.000 Ton,” ujarnya
Hikmah Perjalanan dan BAPANTARA
Di Trip kali ini, Gus Lilur menikmati betul perjalanan survei ke Tiga Provinsi Lumbung Padi Vietnam di Vietnam Selatan, yaitu Provinsi Dong Thap, Provinsi An Giang, dan Provinsi Can Tho
Di Tiga Provinsi tersebut disebutnya terdapat ribuan pabrik padi, sangat banyak dan sangat masif.
“Saya jadi berhasrat untuk juga membangun pabrik-pabrik padi di banyak kabupaten di Indonesia dan terlibat aktif mencetak sawah-sawah baru seperti yang dilakukan para konglomerat RI di Papua: Membuka Jutaan Hektar Sawah Baru,” ungkap Gus Lilur.
Sebenarnya, tekad menjadi petani besar sudah lebih dari 7 tahun lalu ia akui sudah mulai dicanangkan, tapi selama ini Gus Lilur masih fokus ke tambang lalu ke usaha Perikanan Budidaya.
“Kini, hikmah dari perjalanan ini, tekad kembali menjadi Petani semakin membuncah di hati, beberapa Perusahaan Pertanian yang sudah Saya dirikan lebih dari 10 Tahun lalu sudah Saya buatkan Induk Perusahaannya: BAPANTARA GRUP, Bandar Pangan Nusantara Grup. Sebuah Induk Perusahaan yang sudah membawahi 18 Anak Perusahaan yang akan segera Saya kibarkan di Nusantara,” lanjutnya.
“Di negara agraris seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak boleh lagi ada warganya yang Kelaparan karena tak mampu membeli beras. Bismillah. Salam Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia,” tutupnya.